Kappa Yang Tidak Kosong (Asuññakappa) (2)
Kappa (Eon) yang tidak kosong ada lima jenis, yaitu — Sārakappa, Maṇḍakappa, Varakappa, Sāramaṇḍakappa dan Bhaddakappa.
Di antara kappa-kappa tersebut, saat kehadiran seorang Sammāsambuddha yang merupakan seorang penghasil esensi dari keutamaan dan pembangkit esensi dari keutamaan di dalam kappa yang tanpa esensi dari keutamaan disebut sebagai Sārakappa.
Akan tetapi kappa yang di dalamnya dua pemimpin dunia muncul, kappa itu disebut sebagai Maṇḍakappa.
Kappa yang di dalamnya tiga Buddha muncul; di antara tiga Buddha tersebut, Buddha yang pertama menyatakan Buddha yang kedua dan Buddha yang kedua menyatakan Buddha yang ketiga; di dalam kappa tersebut manusia-manusia memuliakan dirinya sendiri dengan hati yang sangat senang dengan kekuatan dari apa yang diinginkan dan diaspirasikannya; itulah mengapa kappa itu disebut sebagai Varakappa.
Selanjutnya, kappa yang di dalamnya empat Buddha muncul, kappa itu disebut sebagai Sāramaṇḍakappa karena kualitasnya yang lebih unggul dari kappa yang sebelumnya.
Kappa yang di dalamnya lima Buddha muncul, kappa itu disebut sebagai Bhaddakappa. Akan tetapi kappa itu sangat langka. Sekarang, di dalam kappa tersebut, kebanyakan makhluk memiliki kesejahteraan dan kebahagiaan yang berlimpah. Kebanyakan individu yang memiliki tiga akar melakukan kehancuran kotoran-kotoran batin, mereka yang memiliki dua akar menuju ke tempat tujuan kelahiran yang memiliki kehidupan yang baik setelah kematian, mereka yang tanpa akar mendapatkan akar. Itulah mengapa kappa itu disebut sebagai ‘Bhaddakappa’. (asuññakappo pañcavidho — sārakappo maṇḍakappo varakappo sāramaṇḍakappo bhaddakappoti. tattha guṇasārarahite kappe guṇasāruppādakassa guṇasārajananassa ekassa sammāsambud dhassa pātubhāvena “sārakappo” ti vuccati. yasmiṃ pana kappe dve lokanāyakā uppajjanti, so “maṇḍakappo”ti vuccati. yasmiṃ kappe tayo buddhā uppajjanti, tesu paṭhamo dutiyaṃ byākaroti, dutiyo tatiyanti, tattha manussā pamuditahadayā attanā patthitapaṇid hānavasena varayanti. tasmā “varakappo” ti vuccati. yattha pana kappe cattāro buddhā uppajjanti, so puri makappato visiṭṭhatarattā sāratarattā “sāramaṇḍakappo” ti vuccati. yasmiṃ kappe pañca buddhā uppajjanti, so “bhaddakappo”ti vuccati. so pana atidullabho. tasmiṃ pana kappe yebhuyyena sattā kalyāṇasukhabahulā honti. yebhuyyena tihetukā kilesakkhayaṃ karonti, duhetukā sugatigāmino honti, ahetukā hetuṃ paṭilabhanti. tasmā so kappo “bhaddakappo” ti vuccati. — BuA 191)
Sesungguhnya stanza berikut ini telah dikatakan oleh para guru di zaman kuno —
“Satu Buddha di Sārakappa, di Mandakappa dua Sang Penakluk (Buddha).
Di Varakappa tiga Buddha, di Sāramanda empat Buddha.
Lima Buddha di Bhaddakappa, tidak ada Sang Penakluk yang lebih dari itu.”
(vuttañhetaṃ porāṇehi — “eko buddho sārakappe, maṇḍakappe jinā duve. Varakappe tayo buddhā, sāramaṇḍe caturo buddhā. Pañca buddhā bhaddakappe, tato natthādhikā jinā”ti.)
Mega Indah, 7 April 2018
Ashin Kheminda