Dhammavihārī Budhist Studies (DBS) telah mengadakan Program Retret Meditasi pada tanggal 22 Juni—30 Juni 2019. Retret meditasi perdana DBS ini dibimbing oleh Sayalay Uttarā. Beliau adalah seorang guru meditasi yang sangat berpengalaman sejak tahun 2010 dengan murid dari mancanegara dan baru saja mendapatkan gelar Ph.D. dari The International Theravada Buddhist Missionary University (ITBMU).
Retret yang diikuti oleh 35 orang—17 peserta laki-laki dan 18 peserta perempuan—ini diselenggarakan di Chan Forest, Mega Mendung, Jawa Barat. Disebut sebagai retret meditasi perdana karena sebelumnya DBS hanya mengadakan latihan pabbajjā sementara setiap akhir tahun sebagai ajang untuk berlatih Dhamma (paṭipatti).
Pada hari pertama, para peserta dibimbing untuk mengambil aṭṭhasīla oleh Ashin Kheminda. Beliau juga memberikan wejangan singkat dan mengingatkan agar para peserta mematuhi peraturan noble silence selama mengikuti program retret ini demi untuk kemajuan latihan masing-masing. Setelah itu para peserta melakukan persembahan dana makan siang kepada Saṅgha dan langsung berangkat ke lokasi sambil menikmati makan siang di dalam bus selama perjalanan.
Pada keesokan harinya, setelah sarapan, acara dilanjutkan dengan ceramah Dhamma oleh Sayalay Uttarā. Topik ceramah kali ini adalah mengenai Meditasi Samatha dan Vipassanā. Sayalay juga menjelaskan tentang teknik meditasi ānāpānasati dengan nafas sebagai objeknya. Beliau mengajarkan cara untuk bisa mendapatkan batin yang tenang dan damai yaitu dengan menjaga tubuh, khususnya bagian atas, untuk tetap tegak. Boleh duduk dalam posisi apa pun dan upayakan posisi tangan tidak terlalu tegang, merilekskan tubuh dan mengatur tubuh agar tetap nyaman, lalu menutup mata namun jangan terlalu kuat, tenangkan pikiran, kemudian perhatikan nafas masuk dan keluar secara alami.
Kegiatan selama tujuh hari di sana dimulai dari kebaktian pagi pada pukul 04.30 WIB yang dipimpin oleh Yohendy dan dilanjutkan dengan meditasi sesuai dengan instruksi guru hingga waktu untuk makan pagi. Setelah sarapan, sebagian dari para peserta menjalankan tugas untuk membersihkan tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gilirannya, dan peserta lainnya bisa membersihkan diri atau berlatih meditasi. Pada pukul 10.30 WIB para peserta berbaris untuk persiapan makan siang dan dilanjutkan dengan sesi istirahat siang selama 2 jam yaitu dari pada pukul 12.00-14.00 WIB.
Latihan meditasi dapat diteruskan sejak pukul 14.00–21.30 WIB atau 14.00–19.00 WIB apabila ada jadwal ceramah Dhamma. Sesi wawancara dengan guru meditasi dilakukan setiap 2 hari sekali dan dibagi menjadi dua waktu yaitu pagi hari untuk peserta pria dan sore hari untuk peserta wanita.
Pada sesi ceramah Dhamma yang kedua Sayalay menjelaskan tentang Empat Jenis Meditasi Perlindungan yaitu mettā bhāvanā (meditasi cinta kasih), Buddhānussati bhāvanā (meditasi perenungan terhadap sifat agung Buddha), asubha bhāvanā (meditasi tentang badan jasmani sebagai hal yang menjijikkan), dan maraṇānusati bhāvanā (meditasi perenungan tentang kematian). Sayalay menjelaskan dengan sangat terstruktur dan terperinci terutama mengenai mettā bhāvanā dan manfaat dari meditasi ini.
Sayalay juga menjelaskan bahwa meditasi perenungan terhadap sifat agung Buddha dilakukan dengan memvisualisasikan bentuk Buddha lalu melakukan perenungan terhadap salah satu dari 9 kualitas agung Buddha. Meditasi ini bertujuan untuk meningkatkan keyakinan kita terhadap Buddha serta menghilangkan rasa takut kita terhadap mahkluk peta. Jika di dalam batin muncul pelekatan dan nafsu-nafsu indriawi, hal ini dapat diatasi dengan mengembangkan asubha bhāvanā. Ada dua metode untuk meditasi ini yaitu merenungkan sifat menjijikkan dari orang yang masih hidup dan merenungkan sifat menjijikkan dari mayat. Metode terakhir dari empat meditasi perlindungan adalah perenungan terhadap kematian. Dengan merenungkan bahwa pada suatu saat tubuh ini akan mati dan kita tidak bisa menghindar dari kematian akan menimbulkan rasa ketergugahan (saṃvega) untuk berlatih.
Di sesi ceramah Dhamma ketiga, Sayalay menjelaskan tentang manfaat dari persembahan baik bagi pemberi maupun penerima, serta kualitas yang harus dimiliki oleh mereka agar dapat membuahkan hasil yang superior.
Pada tanggal 29 Juni 2019 yang merupakan hari terakhir latihan meditasi, peserta beraktivitas seperti biasa sampai dengan pukul 16.00 WIB, lalu dilanjutkan dengan foto bersama di Picnic Park bersama dengan Sayalay Uttarā. Pada malam harinya Sayalay masih memberikan ceramah Dhamma tentang pencapaian konsentrasi jhāna melalui meditasi ānāpānasati, atas permintaan dari salah satu Yogi. Setelah itu acara dilanjutkan dengan permohonan maaf kepada Sayalay dan persembahan bunga kepada Sayalay serta kesan dan pesan dari para peserta mengenai program retret ini.
Keesokan harinya para peserta kembali ke Jakarta dan setibanya di DBS, mereka pun berkumpul di Dhammasālā untuk melakukan permohonan pañcasila yang dibimbing oleh Bhante Anando. Setelah mendapatkan ovāda singkat dan sertifikat dari Bhante Anando, para peserta pun pulang ke rumah masing-masing dengan hati yang damai.
(Novi Aprilita)