Arsitek Perancang Bangunan Kehidupan

24 Sep 2018

No.2/IV/Sep/2018

Kita berbeda karena kamma. Kita terlahir di alam mana pun juga karena kamma. Kamma-lah yang merancang semuanya itu. Indah dan tidaknya kehidupan kita tergantung pada timbunan kamma kita. Kamma yang merancang dan membentuk kebiasaan-kebiasaan Anda.

Seseorang yang dikuasai oleh kemarahan, secara psikologis sedang menikmati kehidupan di alam neraka. Lebih jauh lagi, kemarahan itu sendiri adalah benih kamma yang mempunyai potensi untuk memunculkan kelahiran di alam neraka. Jadi, buat orang tersebut, ketika sedang marah maka dia adalah seorang manusia yang salah alam—bukan hidup di alam manusia tetapi, seolah-olah, hidup di neraka! Potensi ini, apabila berbuah, akan terus menyeretnya hingga ke alam neraka setelah kehidupannya di alam manusia saat ini.

Seseorang yang penuh nafsu, mengumbar nafsu ragawi di mana pun dia berada, secara psikologis sedang hidup di alam binatang. Jadi, dia juga adalah seorang manusia yang salah alam—bukan hidup di alam manusia melainkan di kerajaan binatang. Nafsu-nafsu ragawinya, apabila berbuah, akan menyeret dia untuk terlahir di kerajaan binatang nantinya. Demikian pula seseorang yang hatinya penuh kemurahan hati, penuh cinta-kasih dan kebijaksanaan adalah seorang manusia yang hidupnya di surga.

“Oleh kamma, dunia bergerak; oleh kamma, manusia bergerak. Makhluk hidup diikat oleh kamma, seperti pasak-roda kereta.”

Syair di atas menyampaikan pesan yang sangat kuat, yaitu bahwa dunia, manusia atau makhluk hidup apa pun bergerak karena kamma-nya masing-masing.

Kita adalah perancang kehidupan kita masing-masing. Untuk lebih akurat lagi, kamma-lah yang merancang kebahagiaan dan penderitaan di dalam saṃsāra ini. Jadi sekarang kita tahu mengapa kita semua berbeda. Kita semua berbeda karena kita telah merancang kehidupan melalui kamma-kamma yang kita lakukan di masa lalu dan saat ini, berbeda-beda. Dengan kata lain, timbunan kamma masa lampau dan kamma masa kini kita berbeda.

Di dalam kitab suci diberikan contoh ada satu kelompok orang melakukan kamma berdana bersama-sama. Ternyata kamma tersebut menghasilkan kelahiran kembali sebagai manusia dengan kualitas yang berbeda-beda. Seperti benih mangga yang menghasilkan buah yang berbeda-beda; ada yang buahnya manis, masam, setengah masam, ada yang sedikit busuk dan lain sebagainya. Demikian pula dengan kelahiran mereka sebagai manusia; ada orang yang terlahir di keluarga baik-baik, ada yang setengah baik-baik, ada yang seperempat baik-baik, ada yang terlahir di keluarga yang tidak baik, ada yang terlahir ganteng atau cantik, ada yang tiga perempat ganteng atau cantik, setengah ganteng atau cantik, seperempat ganteng atau cantik dan lain-lain.

Lihatlah, kamma yang dilakukan mereka sama tetapi buahnya berbeda-beda karena kualitas faktor-faktor-mental atau energi-energi batin yang muncul ketika mereka sedang berdana tidak sama. Misalnya, keyakinan mereka pada saat berdana berbeda-beda. Perhatian-penuh (sati) mereka juga berbeda-beda. Kondisi emosi mereka pada saat itu juga berbeda-beda; ada yang sedang marah, ada yang sedang penuh kesabaran dan lain-lain. Kualitas-kualitas itulah yang membedakan manis atau tidaknya buah kamma mereka.

Mereka yang mahir akan menghasilkan kehidupan yang indah; sebaliknya mereka yang tidak mahir akan menghancurkan kehidupannya sendiri. Jadi, Anda adalah pencipta dari kehidupan Anda.

Sumber: Ashin Kheminda, Buku Kamma: Pusaran Kelahiran dan Kematian Tanpa Awal, Dhammavihārī Buddhist Studies, Jakarta, 2018. Hlm. 21-37